meminta pemerintah segera mengevaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka

Jakarta, posindonennews
Lestari Moerdijat, bagi sekolah yang belum tatatus coba, maka belum bisa PTM Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) meminta pemerintah segera mengevaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah yang menjadi klaster baru penyebaran COVID-19.
Dan Jangan terlalu ketat, yang efektip. Evaluasi itu perlu demi menemukan penyebab para murid sekolah dan guru-guru terkena COVID-19 setelah mereka menggelar kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah.
“Bermunculannya laporan positif COVID-19 yang menimpa para siswa saat PTM harus segera ditindaklanjuti dengan evaluasi hingga ditemukan penyebab terjadinya paparan virus corona terhadap pengajar dan peserta didik,” kata Lestari Moerdijat sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia menyadari penularan itu kemungkinan salah satunya disebabkan oleh tingkat vaksinasi pada anak-anak yang relatif masih lebih rendah jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Data Kementerian Kesehatan, yang diakses melalui laman Vaksin pada pekan pertama bulan ini menunjukkan baru ada 7,11 juta anak usia 12—17 tahun yang divaksin, atau 26,65 persen dari target 26,70 juta anak. “bagi sekolah yang sudah bebas covig di perboleh aktif tetapi harus hati-hati.
Ery/dadang/pn/ant