PENGERJAAN PADAT KARYA,JADI KERJA BAKTI, ANGGARANNYA BUAT APA

Diduga Proyek Padat Karya di rekayasa. Pasalnya, Pengerjaan padat karya
Tangerang kab, posindonesianews.id
Diduga Proyek Padat Karya di rekayasa. Pasalnya, Pengerjaan padat karya di depan Kantor Desa Sasak, Kecamatan Mauk Kab. Tangerang, menjadi kerja bakti biasa.
Bukan Proyek, hasilnya di lapangan yang ternyata di perkuat oleh Warga setempat dan pekerja tidak adanya upaya pembayaran kepada yang bekerja di kegiatan tersebut.
Menurut informasi dari pekerja Awaludin (45) mengatakan, sebelum di rencanakan dan rapatkan pekerja akan mendapatkan Rp.125.000 hingga Rp 175.000, ternyata itu busit.
“Kami Cuma di suruh angkat sampah dan membabat rumput saja, itu juga tidak padat karya, itu sebatas kebersamaan dan gotong-royong”, katanya Waludin.
Ahmadin warga Sasak mengatakan pula. Benar, Pengerjaan yang di rencanakan pengangkatan lumpur itu, ternyata hanya rumputnya saja yang di babat, ini ada didugaan korupsi.
“kami berharap pada hukum, agar proyek atas nama padat karya, agar di tindaklajut, ini di duga ada upaya mencari keuntungan pribadi saja,”ujar
Menurut operator Desa mengatakan, Rencana pekerja akan di gaji Rp125.000/orangan, ternyata semua pekerja hanya di kasih makan, minum, kopi dan uang 10.000, itupun si-pekerja saja.
“Dan masyarakat si-pekerja sempat menayakan uang Rp. 125.000/orang itu uang di kemanakan anggaranya sebanyak 40 Jt,“ katanya menirukan omongan pekerja
“Bagi yang tidak beras laporannya dan tidak ada kinerjanya uang padat karya tersebut harus di kembalikan ke Kas Negara, kalau peruntukan tidak jelas, berarti ini sudah termaksud korupsi”, katanya Rumeidi
Kami dari tim media posindonesianews.id mencoba untuk beritanya berimbang dan selaras, maka kami mencoba mengkompirmasi melalui surat, tidak di balas, dan kami komunikasi dengan sekdes melalui hendphon gegam tidak di balas juga.
Lalu, Sekdes juga tidak mau mengangkat telpon kami, dan bahkan kami menunggu beberapa hari, tidak ada upaya melakukan komonikasi.
Menurut LSM Forum Rajeg Bersatu Rumaedi wasekjen. Padat karya itu harus ada penjelasan yang benar. Namanya padat karya itu melibatkan kelompok kerja dan harus jelas organisasinya.
“Sehingga awalnya kegiatan padat karya menjadi kerja bakti biasa, alias gotong-royong. Ini adalah upaya korupsi, dan mencari keuntungan untuk kepentingan pribadi,”ujar bang rum.
Hal-hal seperti ini harus segera di laporkan kepada inspektorat dan Berwajib dan hukum, karena sudah merugikan, Negara dan masyarakat,”ujar bang rum wasekjen frb.
Samapai berita ini di turunkan kami belum bisa menghubungi kepala desa Sasak. (Saniman tato/pn)