Bantuan sosial (Bansos) tunai tidak diterima utuh oleh warga penerima di Kota Tangerang, Banten. Kejaksaan Negeri

Tangerang kota, posindonennews
Bantuan sosial (Bansos) tunai tidak diterima utuh oleh warga penerima di Kota Tangerang, Banten. Kejaksaan Negeri (Kejari) menyebut, bansos dipotong oleh oknum petugas bansos dengan besaran bervariasi.
“Jadi ada beberapa modus ya yang sudah kami lihat, ada yang seperti itu (Operasi batok), ada yang dipotong Rp50 ribu sampai Rp200 ribu, macam-macam lah,” kata Kepala Kejari Kota Tangerang I Dewa Gede Wirajana kepada wartawan, Senin, 30 Agustus 2021.
Sampai saat ini, Kejari Kota Tangerang masih terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait pungli tersebut. Saksi yang diperiksa terus terus bertambah, termasuk beberapa di antaranya adalah pejabat di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang.
“Kasi Intel dan tim masih menyelesaikan tugas-tugasnya. Sudah ada 15 sampai 20 orang yang dimintai keterangan, sabar dulu,” ucap dia. Kata Wirajana, ia telah meminta Kasi Intel segera menyelesaikan kasus pungli agar bisa dilimpahkan ke meja hijau.
“Saya minta secepatnya. Karena saya tidak mau berlama-lama untuk menyelesaikan kasus itu. Cepat selesai segera kita limpahkan,” tegasnya. Pihaknya berharap, masyarakat penerima bansos dapat membantu kejaksaan dalam upaya mengungkap kasus dugaan pungli. (henry/jandri/pn)