Gubernur Banten Wh Namanya Diseret Dalam Kasus Korupsi Dana Hibah Pondok Pesantren Provinsi Banten

Gubernur Banten WH namanya diseret Dalam Kasus Korupsi Dana Hibah Pondok Pesantren provinsi banten
Banten, posindonesianews.id
Gubernur Banten Disebut Dalam Kasus Korupsi Dana Hibah Pondok Pesantren di provinsi Banten,dan sementara itu pihak kejaksaan tinggi (Kejati) tahan dua tersangka baru dalam kasus pemotongan dana hibah Ponpes di Provinsi Banten.
Wahidin Halim atau WH selaku Gubernur Banten disebut dalam kasus korupsi Dana Hibah Pondok Pesantren,
Hal tersebut terungkap berdasarkan pernyataan kuasa hukum tersangka mantan Kabiro Kesra atau Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provisi Banten Irfan Santoso.
Sementara Kedua tersangka baru yang tertangkap tersebut yakni mantan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provisi Banten Irfan Santoso dan mantan Ketua Tim Verifikasi Dana Hibah Ponpes Toton Suriawinata.
Dan Kejati Banten menahan kedua tersangka di Rumah Tahanan (Rutan) Pandeglang hingga 20 hari ke depan,agar tidak melarikan diri dan menghilangkan barang bukti,maka pihak kajati melakukan penahanan segara kepada kedua tersangka baru tersebut untuk 20 hari kedepan.
Kedua tersangka sebelumnya menjalani pemeriksaan sejak pukul 09.00-11.30 WIB. Pemeriksaan dilanjutkan oleh penyidik Kejati Banten dari pukul 13.00-16.15 WIB.
Pantauan di lokasi, keduanya mengenakan rompi tahanan merah Kejati Banten,terliat saat kedua tersangka di gelandang menuju mobil Tanahan dan langsung dimasukkan ke dalamnya.
Irfan Santoso sempat melempar pandangan ke arah wartawan dengan mata berkaca-kaca. Sementara Toton Suriawinata hanya tertunduk sedih memasuki kendaraan tahanan entah apa yang di pikir kan oleh kedua tersangka baru tersebut hanya dia dan Tuhan saja yang tahu.
Kuasa Hukum Irfan Santoso, Alloy Ferdinan mengatakan, kliennya adalah korban. “Dalam BAP (Berita Acara Perkara) bahwa memang rekomendasi (pemberian hibah) itu tidak keluar karena melampaui waktu berdasarkan Pergub, Namun ini karena perintah atasannya, Yaitu sang gebernur Banten yaitu (Wahidin Halim) dana hibah itu tetap dianggarkan,” kata Alloy kepada awak media, Jumat (21/5/2021).
Tahun 2018 dan tahun 2020 alokasi dana hibah untuk pondok pesantren tersebut, kata Alloy melampaui waktu. Hanya saja karena sebagai bawahan dari Gubernur Banten Wahidin Halim, Irfan mengaku tidak memiliki kemampuan untuk menolak perintah Gubernur Banten Wahidin Halim bawahan mana bisa menolah perintah atasanya.
“Bahkan dia dianggap mempersulit (penyaluran dana hibah ponpes) akhirnya dia memilih meminimalisir namun akhirnya dana itu tetap keluar,” katanya
Dalam pertemuan dan rapat di rumah dinas Gubernur Banten Wahidin Halim saat itu, kata Alloy, memposisikan Irfan Santoso terpaksa tetap mengalokasikan dana hibah untuk pondok pesantren. “Klien kami dianggap mempersulit pengucuran dana hibah itu,” pungkas nya .
Ia (Alloy Ferdinan) juga menegaskan bahwa kliennya tidak ada kepentingan untuk meloloskan ponpes tertentu sebagai penerima melainkan seluruhnya dari masukan dan usulan jelasnya. Asintel Kejati Banten Adhiyaksa Darma Yuliano mengatakan, alasan penahanan kedua tersangka karena dikhawatirkan melarikan diri dan menghilangkan barang bukti serta diancam hukuman di atas 5 tahun penjara.
Sementara untuk pihak-pihak lain yang diduga bertanggung jawab atas rasuah dana hibah tersebut akan dipanggil dalam waktu dekat. “Tim penyidik akan melaporkan langkah selanjutnya,” ujar dia. (Raja indra/Whidi/PN)