Kejaksaan Negeri Kota Tangerang kebanjiran kasus narkotika.

Prayitno posindonesianews.id melaporkan langsung dari Kejaksaan Negeri KotaTangerang tebang pilih kasus Narkoba.
Tagerang kota, posindonesianews.id
Kejaksaan Negeri Kota Tangerang kebanjiran kasus narkotika. Tetapi sangat di sayangkan payung hukum tidak bisa berdiri tegak. Hukum di kejaksaan masih tebang pilih tumpul ke atas tajam ke bawah. terbukti beberapa kasus di sidangkan sampai belum clar padahal, kasus itu Narkoba, satu kali sidang, ke-II dan ke-III dan Ke-IV pemutusan
Dalam pantauan awak media yang meliput perkara di kejaksaan maupun sidang pengadilan dalam bulan Januari 2021 perkara narkotika mendominasi sidang di pengadilan. Sidang Selasa 19 Januari terdakwa Supriyadi Di tangkap oleh polisi tesnarkotika di jalan Pepabri Raya RT 03/12 kelurahan Kunciran Induk Kecamatan Pinang Kota Tangerang di rumah kontrakannya 30 Agustus 2020.
Lalu, Terdakwa Supriyadi membeli-sabu sabu seberat 0,31 gram seharga 200 Ribu untuk di pakai sendiri. Supriyadi di jerat pasal 112 dan 114 oleh jaksa penuntut umum Tresita Aprilia SH jaksa kejaksaan Kota Tangerang. Terdakwa di tuntut 5 tahun denda 1milyar. Majelis Hakim Wendra Raiz menunda sidang putusan tanggal 26 Januari 2021.
Di tempat yang sama JPU Gojali SH menuntut terdakwa Muhamad Haerudin dan Prayoga selama 5 tahun penjara barang bukti 0,24 gram di musnahakan. Ke dua terdakwa di tangkap oleh satnarkoba polres bandara Kamis 20 September 2020.
Sedangkan di tempat terpisah anak pejabat dengan barang bukti 0,82 gram sabu sabu dan ganja 73 gram hanya di tuntut 10 bulan. Sidangnya sudah memasuki bulan ke 3 bahkan terdakwanya sudah tahanan hakim pengadilan tinggi Banten.
Perbedaan perlakuan persidangan oleh kejaksaan negeri Kota Tangerang terhadap orang yang tidak mampu seperti Supriyadi, Muhamad haerudin dan Prayoga dengan perkara yang sama membeli dan memakai barang buktinya hanya 0,31 gram dan 0,24 gram selesai sidang 2,3 kali. Sedangkan sidangnya anak pejabat sampai 3 kali bulan lebih, bulan ini belum ada kepastian pemutusannya.
Sangat tragis para pejabat penegak hukum di kejaksaan kota Tangerang. Pemerintah sedang perang terhadap pemberantasan peredaran narkotika lewat Bandara dan pelabuhan. Justru Kejaksaan malah melindungi prekusor menyuruh membeli mentrasfer uang sebesar 800 ribu dengan barang bukti yang lebih banyak 0,82 gram sabu-sabu hanya di tuntut 10 bulan.
Kasi Pidum Dapot SH ketika di Ruang Pressroom di hadapan awak media mengatakan. Akmal Sohaeirudin Jamil, Muhamad Taufik Syarifudin dan Dede Supriyadi membeli untuk di pakai. Sudah ada niat untuk memakai” elaknya kasi Pidum di hadapan awak media.
Akmal Sohaerudin Jamil anak wakil walikota Kota Tangerang di tangkap 6 Juni 2020 sampai berita ini di turunkan ke 4 terdakwa belum di putus oleh Hakim Pengadilan Nageri Tangerang. Di tempat terpisah JPU Inez menuntut Mujakir dan Mustopa selama 12 tahun. Ke dua terdakwa memiliki sabu-sabu 2 kilo gram. Terdakwa di jerat pasal 112 dan 114 undang-undang no 35 tahun 2009 tentang narkotika.
Bisa di bedakan dengan perkara Supriyadi hanya membeli sabu-sabu seharga 200 ribu untuk di pakai diri sendiri di tuntut 5 tahun. Sedangkan Mujakir dan Mustopa bandar dan pengedar dengan barang bukti 2 kilo di tuntut hanya 12 tahun di mana ke adilan bagi orang yang tidak mampu.
Begitu juga anak wakil walikota menyuruh membeli mentrasfer uang 800 Ribu dengan barang bukti 0,82 gram hanya di tuntut 10 bulan. Bagai mana masyarakat Kota Tangerang mau percaya dengan kinerja pejabat Kejaksaan penegak hukum di Kota Tangerang.
Masih banyak perkara seperti Suryadi. Muhamd pun tidak luput di tuntut 5 tahun penjara. “Begitu juga terdakwa Di Ah Tarigan harus merima tuntutan 6 tahun dan 6 bulan penjara dengan barang bukti 0,487 gram saru buah pipet alat hisap di musnahkan. Sri Afriani SH kuasa hukum Akmal Cs di hadapan awak media mengucapkan terimakasih kepada kejaksaan Negeri Kota Tangerang yang sudah menuntut Akmal Cs selama 19 bukan. Sudah sesuai permintaan keluarga”, ujar Sri.
Bahkan dalam pembelaanya sudah tidak ngotot lagi minta supaya jaksa maupun hakim merehab para terdakwa. Hanya minta keringanan. Mengingat terdakwa di tuntut 10 bulan dan sudah menjalani tahanan dari tanggal 6 Juni 2020 sampai saat ini bulan Januari 2021 sudah melewati 8 bulan.
Lanjutnya ke Humas :
Arif Budi cahyono Humas Pengadilan Negeri Tangerang menyikapi ramainya perkara anak wakil walikota Tangerang. Itu ke pada
Prayitno posindonesianews.id : Arif Budi canyon SH MH humas pengadilan negeri Tangerang menyikapi ramainya sidang perkara anak wakil walikota Tangerang. Itu kerena apa sidangnya bisa Lama seperti itu. Ini akan perkara semele, seharus nya sidang dua, tiga kali sudah selesai.
Bukan apa apa mas” kita ini sidang melakukan protocol kesehatan. Akibat virus pandemic covid 19 yang tak kunjung selesai. Pegawai pengadila sendiri Sudan banyak yang tertular. Saya dengan kejaksaan juga tertular 9 orang di yatakan positif, oleh pihak dokter.
Mari kita bersama-sama menjaga sumpaya virus yang membahayakan ini tidak menular. Siap Hari di pengadilan banyak orang, penuhi pengunjung sidang. Dan jangan sampai ada cluster baru. Seharusnya kejaksaan bisa membantu Untuk sama-sama tidak berkumpul ramai-ramai ruang sidang berlangsung.
“Pihak media cukup mendapatkan rilis press. Buat apa menumpuk memenuhi ruang sidang. kan bisa di buatkan semacam press rillis berikit gambari dan vidionya. Saya tidak bisa menyalahkan rekan-rekan media yang meliput perkara sidang di pengadilan ruang sidang paling tidak masalah mencegah dan pada jalan-jalan, Solusinya yang terbaik untuk kita semua”, ujar humas Pengadilan Negeri Tangerang.
Seperti majelis hakim pasti menghendaki persidangan berjalan cepat dan lancar. “Cuma saya tidak tahu kendala apa yang menyebabkan sidangnya lama. Sidang cepat efektif sehingga bisa mencegah penyebaran membahayakan kesehatan manusia yang pada kumpul-kumpul di Pengadilan.(*)