Mawar baru duduk di bangku SD, sudah terhambat mendapatkan ilmu dari Seorang guru

Pandeglang, posindonennews
Mawar masih berumur (7) untuk sekolah saja sangat susah, ini pihak Pemkab Pandegalang harus sderius menangainya, karena satu generasi akan hilang bisa tidak urus oleh pihak Pemkab Pandeglang. Anak juga tanggung jawab pemerintah, karena pemkab harus menyelamatkan anak ini dari kebodohan.
Anak di bawah umur terancam karena arogan seorang pemikik tanah, sehingga mawar yang harus lewat pintu depan kini lewat kawat untuk mendapatkan ilmu dari bangsekolah.
“Komnas Perlindungan Anak (LPA) harus dapat segera melakukan upaya hukum terhadap orang orang yang tidak bertanggung jawab tersebut, terhadap keluarga sopian,” tegasnya ketika ditemui di kediamannya Cikedal Pandeglang.
Selain itu Praktisi tersebut juga meminta perhatian kepada TP2TPA Kabupaten Pandeglang, DP3AKB Kabupaten Pandeglang untuk lebih memberikan perhatian terhadap kasus yang menimpa keluarga Sopian tersebut
Praktisi Hukum Misbakhul Munir, S.H., M.H menyoroti kejadian terkait lahan kliennya yang saat ini di pagar oleh oknum yang mengklaim tanah tersebut dengan cara menutup pagar dengan menggunakan kawat berduri dan dua truk batu, belum lama ini
“Sengketa tanah adalah hal yang wajar, dan kesemuanya bisa diselesaikan melalui jalur hukum yang ada yaitu Pengadilan Negeri, akan tetapi cara seseorang yang mengklaim tanah itu tidak harus mengorbankan satu keluarga yang mempunyai seorang anak berumur 7 tahun sebut saja “mawar” menjadi terhambat sekolahnya,
Dikarenakan akses jalan masuk ke rumahnya yang juga merupakan warung makan tersebut ditutup oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dan tidak bernurani,” terang Misbakhul Munir, S.H., M.H.
Hasan/nuni/pn/sergap