Kurang dari sebulan, kota-kota di Provinsi Guangdong itu sudah membuka lagi aksesnya

Beijing, posindonennews
Kurang dari sebulan, kota-kota di Provinsi Guangdong itu sudah membuka lagi aksesnya. Nanjing sebenarnya bukan kota pertama di China yang terserang COVID-19 varian Delta. Ruili, kota kecil di perbatasan China-Myanmar, ditengarai menjadi tempat masuk varian itu dan kini untuk yang keempat kalinya akses keluar-masuk kota itu ditutup atau lockdown.
Lockdown terakhir diterapkan otoritas kota di Provinsi Yunnan itu, yang kerap kali menjadi “jalur tikus” pelaku perjalanan lintas-batas, pada 5 Juli setelah ditemukan tiga kasus positif sehari sebelumnya.
Beberapa distrik di Kota Guangzhou dan Kota Foshan, Provinsi Guangdong, sudah terlebih dulu menutup akses pada 31 Mei setelah munculnya varian baru COVID-19.kurang dari sebulan, kota-kota di Provinsi Guangdong itu sudah membuka lagi aksesnya
Provinsi Guangdong itu sudah membuka lagi aksesnya. Nanjing sebenarnya bukan kota pertama di China yang terserang COVID-19 varian Delta. Kedua kota itu menjadi pangkalan utama kedatangan pelaku perjalanan internasional, baik warga negara China maupun warga negara asing yang kembali ke China.
Bandar Udara Internasional Baiyun di Guangzhou yang sepanjang tahun 2020 telah menampung 43,77 juta penumpang, terpaksa membatalkan 519 jadwal penerbangan per hari sejak varian Delta menginfeksi warga provinsi di wilayah selatan daratan Tiongkok itu pada 21 Mei.
Namun dalam kurun waktu kurang dari sebulan, kota-kota di Provinsi Guangdong itu sudah membuka lagi aksesnya.
Demikian pula dengan Ruili, yang tidak membutuhkan waktu lama untuk pulih, terutama setelah sejumlah pejabat publik dipecat karena dianggap tidak becus dalam menegakkan protokol kesehatan anti-epidemi. (shie/henry/pn/ant)