IFRAME SYNC
mgid.com, 756093, DIRECT, d4c29acad76ce94f google.com, pub-2441454515104767, RESELLER, f08c47fec0942fa0

Pengamat Nilai Pemilihan Jendral calon tunggal, ini ada kaitan polistis


Jakarta, posindonennews

Jokowi Presiden RI, mulai di kritik oleh Pengamat, bahwa pemilihan Panglima tidak transfaran. Calon yang di usulkan 1 oleh pengusung. Nama Kopentensi dan penentuan securang 2 atau 3 calon. Lalu calon yang lain, tidak di ikurkan. Namun Prediksi Pengmat calon tunggal.

Ini ada indikasi kepentingan politis. Namanya calon sekurang-kurangnya 2 atau 3 orang. Ini jelas kata Pengamat militer Alman Helvas Ali menilai pemilihan kepala staf TNI Angkatan Darat (Kasad) pada pemerintahan Presiden RI Joko Widodo sarat kepentingan politis jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

“Saya melihat politisasi pemilihan Kasad sepertinya sangat kuat pada era Jokowi jika dibandingkan era sebelumnya, misalnya pada era SBY karena latar belakang Jokowi yang sebelumnya tidak pernah bekerja sama dengan TNI atau perwira TNI sehingga beliau biasanya menghendaki orang-orang yang pernah kerja sama dengan beliau pada satu masa,” kata Alman saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Ia menegaskan bahwa posisi Kasad sebenarnya bukan jabatan politis, melainkan praktiknya memiliki dampak dan muatan politis.“Ada tarik-menarik kepentingan siapa yang akan menjadi Kasad,” ujar Alman

Pengamat itu benar, Karena karena beliau menilai itu pemilihan sepihak. Pemilihan Panglima itu ada dan penjabat tinggi, setidaknya 2 dan 3, yang menentuhkan itu adalah DPR-RI. Karena satu calon dan calon tunggal pula.

“Sehingga DPR-RI tidak bisa memilih, yang diusulkan cuma 1 orang, sehingga DPR-RI tidak punya pilihan, akhirnya di jadikan secara terpaksa”, katanya Aloman

Netty/henry/pn/ant.

Berita Terkait

Top