Minyak Goreng: Masih ada sisa kapasitas yang sangat besar

Jakarta, posindonesianews.id
Joko Widodo, sudah ambil keputusan bahwa minyak goreng tidak boleh lagi di esfor keluar negeri.minggu (30/04)
Kata beliau, bahwa harga minyak goreng di Indonesia belum stabil, karena ada oknumnya membuat mayarakat gaduh.
“Saya yakin yang di sampai oleh Joko Widodo tidak salah pemahaman pada partai”, kata Ramli pengamat ekonomi
Kata Ramli, Menurut Jokowi, bagi pemerintah kebutuhan masyarakat adalah prioritas utama dalam mempertimbangkan sebuah keputusan.
“Saya ingin menegaskan, bagi pemerintah kebutuhan pokok masyarakat adalah yang utama.
Ini prioritas paling tinggi dalam pertimbangan pemerintah setiap membuat keputusan,” terang Jokowi.
Kepala Negara juga menyebut larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya bakal dicabut, dikutip fajar.com
jika kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi.Begitu kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi.
Tentu saya akan mencabut larangan ekspor karena saya tahu negara perlu pajak, negara perlu devisa, negara perlu surplus neraca perdagangan,” kata Jokowi, Rabu, 27, April 2022.
sawit untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu dan menjadikan ketersediaan bagi pasar domestik sebagai prioritas.
“Semestinya kalau melihat prioritas kapasitas produksi, kebutuhan dalam negeri bisa dengan mudah tercukupi.
Volume minyak goreng yang kita produksi dan ekspor jauh lebih besar daripada kebutuhan dalam negeri.
Masih ada sisa kapasitas yang sangat besar,” ujar Jokowi
henry/postn