PGRI diduga ada perlindungan, pihak sekolah harus pandai membaca kondisi korban dan lingkungan korban di sekolah.

Ambon, posindonennews
Ketua PGRI Maluku, Nizham Idary Toekan mengatakan anak sekolah PGRI di perkosa oleh preman, kini harus ada perlindungan.
“Anak PGRI di perkosa saat pulang sekolah berumur sekitar 12 tahun preman, kini pihak guru akan melaporkan ke pihak berwajib”, katanya.
Kasus saat ini sudah di tangani oleh berwajib, dan kelanjutan kasus dugaan pemerkosaan ini akan di selidiki oleh penyelidik Polres.
Menurut Ketua PGRI Maluku, Nizham Idary Toekan, mudah-mudahan kasus ini akan di lanjutkan, dan sesuai aduan pihak korban.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Maluku mengatakan anak-anak korban kekerasan seksual wajib dilindungi di lingkungan sekolah manapun.
“Kami dari PGRI Maluku, meminta pihak sekolah manapun untuk melindungi para korban kekerasan seksual.
Ketika dia bersekolah, jangan sampai ada perundungan (bully) dari teman-temannya,” kata Ketua PGRI Maluku, Nizham Idary Toekan, di Ambon, Senin.
Menurutnya, pihak sekolah harus pandai membaca kondisi korban dan lingkungan korban di sekolah.
Apabila tidak aman bagi korban, silakan dipindahkan ke sekolah yang lebih aman. Dikutip Antara.com
“Biasanya kalau kasus begitu jadi bahan pembicaraan teman-teman, sekolah harus pandai pandai membaca itu.
Kalau pun bisa dipindahkan ke sekolah-sekolah lain, cari sekolah yang bisa melindungi dia.
Karena pada prinsipnya sekolah harus melindungi anak yang menjadi korban kasus kekerasan seksual,” ujarnya.
Asd / sandi / Netty / postn