Polda Banten Ungkap Sindikat Penyelewengan Elpiji Bersubsidi Berskala Miliaran Rupiah

SERANG, posindonesianews.id – Untuk kedua kalinya,Ditreskrimsus Polda Banten,berhasil mengungkap sindikat penyalahgunaan gas elpiji bersubsidi. Pengungkapan kali ini hasil tindak lanjut penangkapan para tersangka pada 19 September lalu di Kab. Lebak Banten.
Kapolda Banten didampingi wakapolda Banten dalam Press Confrence ungkap kasus penyalahgunaan LPG bersubsidi, bertempat di Ruang Aula Serbaguna Polda Banten, Rabu (13/12/2023).
Selain Kapolda dan PJU Polda Banten, turut dihadiri Pj. Gubernur Banten AL Muktabar, Direktur Rekayasa dan Rekayasa Darat PT. Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi, EGM PT. Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Fanda Chrismianto, Sales Area Manager Retail Banten Shindu Priyo Windoko dan para tamu undangan.
Press confrence ini dipimpin oleh Kapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim didampingi Wakapolda Banten Brigjen Pol H. M. Sabilul Alif, Dirreskrimsus Polda Banten Kombes Pol Dedi Supriyadi, Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto beserta sejumlah Pejabat Utama Polda Banten
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda mempersilahkan Pj. Gubernur Banten untuk membacakan press rilis. Dengan bangga Al Muktabar pun mengapresiasi Polda Banten atas keberhasilan mengungkap kasus yang menurutnya berskala besar itu.
Tim Subdit IV Tipiter Ditreskrimsus Polda Banten yang dipimpin oleh AKBP Chondro Sasongko mengungkap jaringan penyuntikan elpiji bersubsidi di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Dalam pengungkapan itu, Polda Banten menangkap 8 orang tersangka.
Dari para tersangka, Polda Banten mengamankan barang bukti 11 kendaraan bermotor berupa Mobil Pick Up; 4 unit Truk Colt Diesel; 1 unit Sepeda Motor Viar; 2.638 tabung elpiji 3 kg; 587 tabung 12 kg; 74 tabung 50 Kg; 237 pcs Selang Regulator; 100 pcs alat transfer gas; 4 gancu dan 5 Timbangan Elektronik
Dalam pengembangan tersebut, Polda Banten menemukan indikasi adanya jaringan penyuntikan gas subsidi yang beroperasi di wilayah Tangerang.
“Berdasarkan hasil penyelidikan, kami berhasil menangkap 8 orang tersangka berinisial TJ (56), HR (40), SD (24), AG (50), DM (32), RZ (20), KR (38), dan RZ (29),” ujar Kapolda Banten saat Press Conference.
Modus operandi para tersangka adalah dengan mengumpulkan tabung gas subsidi 3 Kg dari berbagai wilayah, kemudian menyuntikkan gas tersebut ke tabung gas nonsubsidi 12 Kg dan 50 Kg.
“Setiap 4 tabung gas subsidi 3 kg bisa disuntikkan ke 1 tabung gas nonsubsidi 12 Kg, dan 16 tabung gas subsidi 3 Kg bisa disuntikkan ke 1 tabung gas nonsubsidi 50 Kg,” ujarnya.
Kapolda Banten menambahkan para tersangka telah melakukan aksinya sudah lebih dari 2 tahun. Selama kurun waktu tersebut, para tersangka telah meraup keuntungan sebesar Rp1,05 miliar per hari.
“Bayangkan kalau selama 2 tahun kali Rp 1.05 miliar berapa yang mereka hasilkan,” kata Kapolda.
Kapolda menambahkan akibat perbuatan tersebut negara mengalami kerugian sebesar Rp1.141.770.000 per hari sementara pelaku sudah beroperasi selama 2 tahun.
Saat ini penyidik masih melakukan pengejaran terhadap 15 pelaku lainnya diantaranya SR, BD, RY dan BD sebagai Koordinator, FJ dan FZ sebagai mandor lapangan, BH, JL, AZ, DT, WR, IP, EM, HD sebagai operator suntik gas, serta AN sebagai pengawas lapangan.
Atas perbuatannya para tersangka dijerat dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Pasal 40 angka 9 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-undang junto Pasal 55 Ayat (1) ke 1e KUHPidana. Dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 6 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 60 Miliar. (Olo M)